AGREGAT
PENGERTIAN AGREGAT
Agregat adalah salah satu dari bahan material beton yang berupa sekumpulan batu pecah, kerikil, pasir baik berupa hasil alam atau lainnya. Agregat merupakan suatu material yang digunakan dalam adukan beton yang membentuk suatu semen hidrolis. Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau agregat buatan, secara umum agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya.
Agregat merupakan komponen yang sangat penting dalam pembuatan beton. Berdasarkan ukurannya, agregat terbagi menjadi dua, yaitu
1. Agregat Halus.
Agregat halus pada umumnya terdiri dari pasir atau partikel yang lewat saringan No. 4, sedangkan agregat kasar tertahan pada saringan tersebut. Ukuran maksimum agregat kasar dalam struktur beton diatur dalam peraturan untuk kepentingan berbagai komponen. Namun pada dasarnya bertujuan agar agregat-agregat dapat masuk atau lewat di antara sela-sela tulangan atau acuan.
Pasir sebagai agregat halus dalam pembuatan beton jika ditinjau dari asalnya dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batuan. Agar diperoleh mutu beton yang baik, pasir yang akan digunakan harus memenuhi beberapa kriteria tertentu. Pasir harus terdiri dari butiran tajam, keras dan bersifat kekal. Selain itu pasir tidak boleh mengandung banyak lumpur dan bahan-bahan organik karena dapat mengurangi kekuatan beton.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah keanekaragaman besar butiran agregat halus tersebut. Dengan diketahuinya gradasi (pembagian atau distribusi ukuran agregat), perencanaan adukan beton dapat dilakukan dengan tepat. Tujuan gradasi ini tidak lain adalah untuk mengurangi regangan seminimum mungkin.
Tabel 2.3 Batasan gradasi untuk agregat halus
Ukuran Saringan ASTM
|
Persentase berat yang lolos pada tiap saringan
|
9,5 mm
|
100
|
4,76 mm
|
95 – 100
|
2,36 mm
|
80 – 100
|
1,19 mm
|
50 – 85
|
0,595 mm
|
25 – 60
|
0,300 mm
|
10 – 30
|
0,150 mm
|
2 – 10
|
Sumber : ASTM C-33
2. Agregat Kasar.
Agregat kasar terdiri dari batu pecah dan kerikil-kerikil. Batu pecah diperoleh dari pemecah batu, sedangkan kerikil merupakan disintegrasi dari batuan. Perbedaan mendasar antara kerikil (koral) dengan batu pecah (split) adalah dengan permukaan yang lebih kasar maka batu pecah lebih menjamin ikatan yang lebih kokoh dengan semen.
Sama halnya dengan agregat halus, agregat kasar harus memenuhi beberapa syarat, yaitu terdiri dari butir yang keras dan tidak berpori. Agregat jenis ini juga tidak boleh banyak mengandung lumpur dan kekerasan juga merupakan salah satu syaratnya. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beranekaragam besarnya untuk memperoleh rongga-rongga seminimum mungkin. Pemakaian ukuran butiran ini juga tergantung dari dimensi penggunaan beton yang akan dibuat.
Untuk memisahkan agregat kasar dengan agregat halus dipakai saringan No. 4. Material yang tertahan pada saringan tersebut merupakan agregat kasar. Ini dilakukan dengan menggunakan satu set saringan yang digerakkan oleh motor (Sieve Shaker). Setelah perhitungan dilakukan maka dapat dibuat kurva distribusi ukuran atau kurva gradasi agregat halus (pasir).
Tabel 2.1 Batas-batas gradasi agregat kasar untuk maksimal nominal 19 mm
Ukuran ayakan (mm)
|
Pemisahan ukuran
|
Persen (%) berat
yang lewat masing-masing ayakan
| |
25
|
100
|
19
|
90 – 100
|
9,5
|
20 – 55
|
4,75
|
0 – 10
|
2,36
|
0 – 5
|
Sumber : SNI 7656-2012
Klasifikasi agregat
- Agegat berat
Agregat berat merupakan agregat untuk membuat beton dengan berat isi >2400 kg/m3 yang bertujuan untuk menahan radiasi yang berbahaya bagi manusia.
- Agregat normal
Agegat normal ini yaitu jenis agregat dengan berat isi antara 300-1800 kg/m3. Kegunaan dari beton normal yaitu untuk membuat beton tanpa persyarat khusus, biasanya agregat yang dipakai pada umumnya berupa jenis batuan beku, batuan malihan, dan batuan endapan.
- Agregat ringan
Agregat ringan dapat berasal dari sumber daya alam atau hasil dari olahan manusia. Sumber daya alam yang besar adalah material vulkanik. Buatan atau sintetis, agregat yang diproduksi oleh proses termal di pabrik-pabrik. Agregat ringan mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang dari berat tersebut. Tujuan dari agregat ringan untuk membuat beton dengan tujuan khusus. Agregat ringan ini berupa batu tulis, terak pecah, tanah foamed, batu apung dan yang berupa hasil olahan manusia seperti bola plastik ± 6 m, polyethylene terpthalate (PET) yg telah dioalah dari limbah plastik, kedua agregat ringan tersebut telah diteliti dan layak digunakan sebagai agregat ringan.
sumber:
https://www.dataarsitek.com/2017/01/pengertian-agregat-jenis-dan-klasifikasi-Kasar-Halus.html
Comments
Post a Comment