Praktikum Pekan ke-5

Senin, 28 Oktober 2019 
Laboratorium Rekayasa Struktur
Dilakukan uji tekan beton untuk periode penyimpanan 7 hari yang sebelumnya sudah dilakukan perawatan. Ada 5 beton yang berhasil dibuat karena ketersediaan bahan setelah adukan.

(MODUL 9) PERAWATAN (CURING) BETON SILINDER

REFERENSI
  • ASTM C31 – Making and Curing Concrete test Specimens
TUJUAN PERCOBAAN
Praktikum Perawatan (curing) beton silinder ini memberikan persyaratan standar pembuatan dan perawatan benda uji beton. Spesimen dapat digunakan untuk menentukan kekuatan untuk mendesain, control kualitas, dan jaminan kualitas. Perawatan (curing) beton silinder sendiri bertujuan untuk membantu berlangsungnya reaksi kimia yang terjadi antara senyawa pembentukan beton.
ALAT/KONDISI
  1. Ruangan lembab dengan kelembaban relatif tidak kurang dari 95%
  2. Bak yang diisi air kapur jenuh untuk curing
Benda Uji :
  • Beton Silinder
PROSEDUR
Letakkan benda uji dalam ruangan lembab atau dengan perendaman di dalam air kapur.

(MODUL 10) CAPPING BETON SILINDER

REFERENSI
  • ASTM C617 – Capping Cylindrical Concrete Specimens
TUJUAN PERCOBAAN
Praktikum ini memberikan permukaan yang datar pada ujung permukaan silinder beton sebelum dilakukan pengujian kuat tekan. Pembuatan capping pada beton dengan belerang atau senyawa capping lainnya. Capping dilakukan dalam rangka mempersiapkan spesimen beton silinder untuk pelaksanaan pengujian kuat tekan. Pemberian capping diperlukan untuk memastikan distribusi beban aksial yang merata ke seluruh bidang tekan silinder.
ALAT
  • Cetakan capping yang memiliki ukuran yang sesuai dengan dimensi specimen
  • Alat untuk mencairkan belerang yang dilengkapi dengan pemanas api.
PROSEDUR
  1. Siapkan serbuk belerang atau senyawa capping, pemanas dengan suhu sampai 130°C (265°F), dan thermometer logam untuk memeriksa suhu.
  2. Lelehkan serbuk belerang atau senyawa capping.
  3. Setelah menjadi cair, aduk belerang cair sebelum dituangkan kedalam cetakan capping.
  4. Tuangkan belerang cair kedalam cetakan kemudian letakkan beton silinder dengan kedua tangan di atasnya. Pastikan ujung silinder sebelum diletakkan dalam cetakan dalam keadaan kering.
  5. Langkah ke-4 harus dilakukan dengan cepat sebelum sulfur atau belerang cair membeku.
  6. Ketebalan capping harus sekitar 3 mm dan tidak melebihi 8 mm.
  7. Sebelum dilakukan uji kuat tekan, capping harus didiamkan dahulu agar memiliki kekeuatan yang sebanding dengan beton.

(MODUL 11) PENGUJIAN KUAT HANCUR BETON

Referensi :
ASTM E8-Tension Testing of Metallic Materials
  •  Tujuan
Menentukan kekuatan tekan beton berbentuk silinder yang dibuat dengan dirawat (curring) di laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah perbandingan beban terhadap luas penampang beton.
  •  Alat dan Bahan
ALAT
UTM dengan kapasitas 100 ton
BAHAN
2 benda uji beton silinder
  • Prosedur
  1. Ambil benda uji dari tempat perawatan.
  2. Letakkan benda uji pada mesin tekan secara sentris.
  3. Jalankan mesin uji tekan. Tekanan harus dinaikan secara berangsur-angsur dengan kecepatan berkisar antara 4 kg/cm2 sampai dengan 6 kg/cm2 perdetik.
  4. Lakukan pembebanan sampai benda uji hancur dan catatlah beban maksimum yang dapat diterima benda uji yang terjadi selama pemeriksaan benda uji sesaat sebelum benda uji hancur.
  5. Lakukan langkah (1), (2), (3), dan (4) di atas sesuai dengan jumlah benda uji yang akan ditentukan kekuatan tekan karakteristiknya.
Hasil Percobaan
Berdasarkan hasil pengujian 2 silinder beton didapatkan hasil sebagai berikut.



Analisis
Dari percobaan uji kuat tekan beton 7 hari didapatkan kuat tekan beton silinder 1 adalah 104.7 kg/cm2 dan kuat tekan beton silinder 2 adalah 84.9 kg/cm2. Dengan umur 7 hari, kekuatan rata-rata yang didapatkan seharusnya 60% dari kekuatan benda uji 225 kg/cm2 yaitu 135 kg/cm2. Akan tetapi kekuatan beton yang kami rancang hanya 46.7% untuk beton silinder 1 dan 62% beton silinder 2 sehingga kekuatan beton rancangan kami belum dapat terpenuhi. Hal ini dapat terjadi dikarenakan berbagai faktor diantaranya kesalahan pembacaan alat ukur, pembulatan bilangan yang kurang akurat, kesalahan dalam perhitungan komposisi beton karena seharusnya komposisi yang dirancang adalah untuk 6 silinder beton sedangkan pada saat praktikum bahan diatas hanya cukup untuk membuat 5 silinder beton, proses pengadukan beton yang kurang merata, nilai slump dibawah standar, dan lain-lain.

Comments